Jajanan tradisional naik kelas, itulah kesan pertama kali ketika
memasuki kampung singkong di kota berhawa sejuk, Salatiga. Disebut
kampung singkong, karena daerah tersebut memang menjadi sentra produksi
aneka olahan berbahan singkong. Di sini, singkong yang dulu sering
diidentikkan dengan jajanan ndeso atau makanan kelas bawah kini
bertransformasi menjadi salah satu oleh-oleh paling diburu di Salatiga.
Kalau dulu pelancong hanya mengenal Gethuk Kethek, kini mereka dibuat
terpikat oleh olahan singkong yang sebenarnya jauh lebih sederhana
proses pembuatannya, yakni singkong keju.
Ini sebenarnya hanyalah singkong goreng yang ditaburi atau dilengkapi
dengan topping parutan keju dan susu kental. Untuk versi komplitnya
ditambahkan pula taburan meses. Lantas apa yang membuatnya begitu
istimewa? Tak lain adalah kualitas dari singkong gorengnya itu sendiri.
Saat digoreng, singkongnya terlihat merekah cantik, tidak bantat.
Teksturnya renyah di luar, namun bagian dalamnya terasa begitu lembut
dan agak creamy. Sensasi yang tidak akan ditemukan pada
singkong goreng biasa. Rahasianya ternyata sebelum digoreng, singkong
sudah lebih dulu melalui proses pemasakan (semacam dipresto) untuk
membuat teksturnya lebih lembut dan rasanya lebih gurih.
Jajanan istimewa ini bisa didapatkan di Singkong Keju D-9 yang berada
tak jauh dari Gethuk Kethek yang sudah lebih dulu dikenal luas. Lebih
istimewa lagi, D-9 juga menawarkan singkong frozen siap goreng.
Ini adalah keunggulan lain dari produk singkong D-9. Singkong dikemas
kedap udara dan dibekukan sehingga membuatnya bisa lebih tahan lama.
Singkong frozen ini paling disukai konsumen dari luar kota untuk dijadikan oleh-oleh. Dengan adanya singkong frozen
tersebut, konsumen bisa menggorengnya sendiri di rumah dan bisa
menikmatinya dalam keadaan hangat. Bagi yang ingin langsung menyantap
singkong keju di tempat, D-9 menyediakan mini cafe yang cukup nyaman.
Selain singkong keju, D9 juga menawarkan olahan singkong tradisional
lain seperti mentho (sebagian orang menyebutnya lentho) yang merupakan
campuran singkong, parutan kelapa dan kacang tholo. Campuran singkong
tersebut dibentuk bulatan-bulatan lonjong kemudian digoreng. Ada pula
klenyem yang berisikan gula jawa. Singkong yang telah dihaluskan
dibentuk bola-bola kecil dan dalamnya diisi gula jawa, lantas digoreng.
Jika disantap dalam kondisi hangat, kita bisa merasakan sensasi gula
jawa yang meleleh keluar saat menggigit bagian dalam klenyem.
Penggemar singkong keju D-9 ini begitu banyak sehingga ada saja yang
harus gigit jari karena tidak kebagian. Untuk mengatasinya, manajemen
D-9 kadang harus menetapkan kuota bagi tiap pembeli agar semua bisa
turut mendapatkan bagian. Ini berlaku terutama untuk produk singkong frozen
siap goreng. Ketersediaan bahan baku sepertinya akan menjadi tantangan
tersendiri bagi Singkong Keju D-9 di tengah permintaan yang semakin
meningkat. Semoga saja tren positif ini bisa bertahan lama dan memberi
inspirasi bagi UKM kuliner lain untuk turut mengangkat lagi citra
makanan tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar